9.1.15
Kemana Saja Kamu
Jangan, jangan pernah menengok ke belakang.
Jangan berikan aku tatapan itu lagi.
Sebab semua telah kuakhiri disana, dan kau bahkan telah melihatku menarik batas itu. Sudah, biarkan saja semua lini masa yang telah kita lalui itu menguap bersama sisa-sisa rasa yang dulu pernah kuagungkan--yang tak pernah kau hiraukan.
Aku tidak ingin peduli lagi.
Entah apa kau menuliskan semua kata-kataku dalam buku harianmu,
Entah apa kau menghitung tiap detik lama penantianku,
Entah apa kau diam-diam menangkap isyaratku,
Entah apa kau mengerti syair lagu-lagu yang disampaikan angin untukmu,
Entah apa kau sempat menyadari keberadaanku,
Aku tidak ingin peduli lagi.
Aku sudah terlanjur,
terlanjur berpikir kau seorang buta aksara,
terlanjur menganggap masa laluku terbuang sia-sia,
terlanjur mengira kau seorang buta rasa,
terlanjur merasa tiap bait lagu-lagu itu bukan milik kita,
dan saat itu terlanjur tahu diri aku ini siapa
Aku sudah terlanjur.
Maka jangan pernah
kau ungkapkan yang kau rasa
dan berkata
seakan kamu adalah diriku
saat itu
untukku, kamu adalah kamu
tapi
untukmu, kamu adalah bukan aku
Maka jangan pernah lagi
mengingat
aku,
aku telah berhenti berpikir
bahwa
kamu bisa merasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment