28.8.11

Who Says


Who says I can’t get stoned?
Turn off the lights and the telephone
Me and my house alone
Who says I can’t get stoned?

Who says I can’t be free?
From all of the things that I used to be
Re-write my history
Who says I can’t be free?

It’s been a long night in New York City
It’s been a long night in Baton Rouge
I don’t remember you looking any better
But then again I don’t remember you

Who says I can’t get stoned?
Call up a girl that I used to know
Fake love for an hour or so
Who says I can’t get stoned?

Who says I can’t take time?
Meet all the girls on the county line
Then wait on fate to send a sign
Who says I can’t take time?

It’s been a long night in New York City
It’s been a long night in Austin too
I don’t remember you looking any better
But then again I don’t remember you

Who says I can’t get stoned?
Plan a trip to Japan alone
Doesn’t matter if I even go
Who says I can’t get stoned?

It’s been a long night in New York City
It’s been a long time since 20 too
I don’t remember you looking any better
But then again I don’t remember you ...

26.8.11

A Fiction



Semlikum everyone. How's life? I haven't better yet and actually don't really want it.

Yes, ucapkan selamat pada si bodoh bermood biru dan bersepatu Converse biru ini. karena apa? Sepatu indah yang sangat saya sayangi setengah hidup itu telah tertangkap BP untuk kedua kalinya. Sebenarnya baru kedua kali, tapi gue ngerasa kasihan, sama kaki gue. Nyesek. Nyaris gak bisa pulang gara-gara tersitanya sepatu oleh Mister Pujo yang baik hati dan diktator itu. Ngah, selfmad. Hehe

Sebelumnya memang saya menuliskan sekalimat untuk mem-bersambung-kan postingan sebelum ini. Tapi, yah, gue lupa mau nulis apaan. Jadi, jalanbuntunya, buat postingan baru. Betapa labil.

Udah 26 hari Ramadhan. Begitu banyak. Bahkan terlalu banyak untuk bisa ditulis disini. Banyak senengnya, dan juga banyak pelajarannya. Ah, too much to say sih sebenarnya. Satu clue di postingan ini: Banyak.



Pertama, banyak waktu dan perubahan.

Sadar atau enggak, percaya atau enggak. Satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, atau bertahun-tahun sekalipun gak akan kerasa kalau kita udah ngejalaninnya. Kadang kita terlalu hiperbolis dalam mengambil suatu keputusan, seperti halnya perpisahan. Ada saat dimana kita saling berjanji kita tidak akan berpisah, tidak akan saling menjauh. Ada saat dimana kita menangisi sebuah kehilangan, dan menyadari bahwa waktu berlalu terlalu cepat. Kemudian muncul sebuah pertanyaan, waktu kah yang berjalan terlalu cepat? Atau kita yang tidak sempat melakukan apa yang kita inginkan, bahkan butuhkan, dalam jangka waktu sedemikian tersebut? Atau bahkan terlalu banyak waktu yang kita habiskan untuk memenuhi keinginan-kebutuhan kita itu sehingga kita terlalu takut untuk melepasnya? Entahlah, jujur gue belum bisa ngejawab pertanyaan-pertanyaan itu. Karena mungkin gue akan ngerasa lebih baik jika gue simpan sendiri jawabannya.

Gue bocah yang suka membandingkan masa lalu dan apa yang sekarang ada pada diri seseorang, diri elo, tapi fatalnya, gue jarang mau ngebandingin masa lalu dan masa kini gue. Karena gue manusia rendah memori yang selalu memilih untuk membuang apa yang harus dibuang dan menyimpan hanya apa aja yang bener-bener pantes untuk disimpan. Mungkin salah satu alasan pintas untuk pelupa.

Dunia peka dengan perubahan, semakin banyak waktu yang berjalan padanya, semakin banyak juga yang berubah, baik secara sengaja ataupun dengan sendirinya. Dan semuanya nggak berjalan tiba-tiba, pasti ada proses untuk itu. Kalau kita merasa itu adalah sebuah perubahan tiba-tiba, mungkin itu karena kita yang jarang perhatiin sesuatu sebelum berubah. Atau mungkin, sesuatu tersebut terlupakan? Misalnya aja, tanggal 1 Juli elo pergi ke kebun binatang dan nemuin kepompong, dan tanggal 1 Agustus elo kesana, kepomong itu udah jatoh dan ada kupu-kupu yang keluar. Dan elo bilang “Kok cepet banget berubahnya?”. Iyalah, orang elo gak bener-bener perhatiin gimana metamorfosis si kupu-kupu itu sendiri. Elo Cuma ngeliat awalan dan akhiran dari cerita pembodohan tentang si kupu-kupu itu.

Yak, sebuah cerita yang gue banget, dimana gue ngelupain proses perubahan seseorang dari waktu kewaktu, gue cuman tahu opening dan ending-nya. Karena itu, semuanya terasa tiba-tiba. Gara-gara waktu. Maju maju maju maju, terus.



Kedua dan terakhir, banyak alasan dan keputusan.

Terkait dari uraian geje diatas, elo bisa liat, gak ada perubahan yang gak disertai alasan. Dan semua alasan-alasan itu kadang sulit dijelasin, terlalu sulit, karena ada alasan yang langsung, dan yang enggak langsung. Dan apa? Gue punya terlalu banyak alasan untuk sesuatu yang gue lakuin. Kemudian karena alasan-alasan itu, gue musti menghadapi terlalu banyak keputusan. Keputusan-keputusan yang kadang bisa bikin gue niat bunuh diri.




Sebenarnya, semua ini Cuma soal elo dan gue. Cerita horor-misterius yang belum berhasil kita pecahin, bertahun-tahun.



Apa harus ada kesengajaan untuk sebuah alasan akan perubahan? Karena semuanya cuman soal waktu, waktu yang berlalu dan harus selalu menyisakan sebuah keputusan. Yang kadang pahit.



Apa hidup ini cuma fiksi? Kadang gue ngerasa dunia terlalu palsu. Dan terlalu nyata untuk gue dan elo hadapin. Apa mungkin kita harus hidup dalam mimpi, di mimpi tingkat ketiga dimana Cuma ada gue dan elo, membangun dunia kita sendiri, dimana Cuma ada elo dan gue, dimana mimpi elo dan gue gak berujung, dimana kita mati bersama dalam mimpi, dan mungkin gak ada yang bisa bangunin gue lagi di dunia nyata. Dimana gue temuin kedamaian atas elegi Mati dalam Mimpi.



16.8.11

The Certainty


Imi noneun dareun saranghaet kkaetjiman,
Ojol suga obseo, dashi dorikilsu obseo,
Miryeon obshi baro neoreul sontaekhaeseo,
Geurae, nan neorago ...
First of everything, please don’t think that i’m speaking Alienish or else. Because why? That’s Korean. But so, don’t think that i’m speaking Korean. I only knew Saranghae, Annyeong-haseyo, Yeoboseyo, Gamsahamnida, and everything that unexpert Korean-speaker usually said. That was just a part of my favorite song. But however, that means a lot for me. It’s such a deep song.
Well, you gonna be so much frustrated of something ‘waiting’ stuff. Moreover, where the ‘waiting’ met the ‘certainty’. Dang suck. I felt that one.



(.. to be continued)

14.8.11

Well, come, Kyu :D





Annyeong-haseyo, all :) 
Heyya. This is the reason why i haven’t post any smellie-important things till this time. Yes, that awesome little things made me so much busy and KRRAAIZIEE for at least 2 weeks. The names of Super Junior, or Super Junior M, or specially K. R. Y. has hypnotize me so badly. This is the first time i teared off the pictures and videos, and moreover, about a man, a singer, an artist, foreign artist. Wait, Korean? Oh come on, give me a break. This just doesn’t happen, ok? Alay? Yes. I so got that one. Then i just don’t wanna care a little. Let me enjoy my madness about him, Cho Kyuhyun, Jo Gyuhyeon, Kui Xian, or whatever else.
He’s my first love. Actually i’m in love with him at my first sight on No Other. I also saw another pretty-voiced-guys; Yesung (Kim Jongwoon), Ryeowook, and Donghae. But just then, I found Siwon on It’s You (Neorago) and I decided that I love him, and everything was end when i knew he’s a gay. Yuck. Disgusting. So, back to you, here I come, Kyu. J You’re my obsession right now. Even i don’t know how much it’ll mean for my life.
But then i just can’t find anywords to say, wow, i swear this kind is the first feeling in my life.
I wanna let go, but oh, poor me, there’ll always a thousand reasons and also but-s.
Okay, enough. I don’t know what else to say. Well, let’s say “I’m your biggest fan, Oppa”. AAAA!! BITE HIIMMM!!



 ...
In the name of your voice, i’m melting.
Annyeong-hi gyeseyo. Saranghae, Oppa



8.8.11

♥ (2)

Seems like it's the one of the best day in my life.
I was standing next to ...'s mom. And i felt like it was 4 years ago. When you were not away. This like a diary of past away. Someone away. Far far away. Oh, don't make me remember ...'s smile. I'm started to missing.

Just some words for my past.
We speak in different voices when fighting with the ones we've loved
                                                                                                          - Saosin 

4.8.11

when they said love, i just said lost.

"Different"

Heyya. I knew you never wanted me to back but sure, i’ll do it over and over again. So, enjoy ‘till de end of joy.

Yes, Sir, from the free-fell-from-the-bed tragedy yesterday morning, i’m sure i got a little (read: huge) agonies and agonized at all sort of my body. And for the garnish, i put a big dose of Salonpas here and there. Who don’t get shock when you’re on your sweetest dream with your beautiful self-lullaby, then suddenly something hard and “BRAK!” beat you up? No one. I’ll give you ten bucks if you do.

Then, this gonna tell ya about what’s on my mind now, so let’s be Indonesian..

Eh, i wanna ask you, pernah gak pada ngerasa bodoh? Kalau iya, berarti kita samaan. Kaya saat ini, dimana gue bener-bener ngerasain tuh kebodohan menjalari seluruh jiwa dan raga yang telah hanyut terbawa angin kidul. Apaan coba.. Tapi seriusan, gua barusan ngebuka buku dengan judul terindah menurut Ejaan Bodoh yang Disempurnakan: (dan serius, gua baru kebingungan nyari tuh buku, dan ternyata? Buku indah, besar, berwarna-warni, juga berfont superkecil yang bikin mata juling-minus-wassalam itu: JADI ALAS LAPTOP GUE. Well, ab-surd.). Yah, judulnya: Semesta Fenomena Fisika untuk Kelas IX SMP dan MTs. Ababil, parah, sadis, ah, mengerikan. Rasanya, gue gak bisa mainin Fisika lagi. Semuanya kaya udah beda. Ah, BEDA lah pokoknya!

Beribu kutukan udah gue lemparin setelah pertama kali gue namain tuh buku dengan signature “Lydia” yang endingnya dikasih simbol heart gede. Manis, bukan?

Then, pernah gak kalian ngerasa asing dengan sesuatu? Atau mungkin dengan banyak hal? 
Kalau iya, berarti kita samaan lagi. Sekalian aja operasi plastik, urus Akte, Kartu Keluarga, KTP, Surat cerai ortu, bapak elo suruh nikah sama emak gue, jadi deh kita: sodara kembar. Eh, enggak. Cuma bercanda.

Yap, gue udah ngerasa asing. Entah itu cuma perasaan gue, atau memang semuanya berubah. Gue udah asing dengan lingkungan yang gue tempati setiap hari, gue udah asing dengan temen-temen lama gue yang udah beda. Gue udah asing dengan kata-kata. Dan yang lebih bagus, gue udah asing sama mereka: Ʃ, ɣ, ʎ͌, α, Δ, δ, θ, λ, η, ᴪ, C, F, N, m, m/s2, kg/m3, dan masih banyak temen-temen mereka yang gue udah lupa. Bukan lupa, cuman kangen.
Apa gue bercanda? Mungkin. Tapi enggak.


*


‘Gelap’ itu nggak ada, yang ada cuman ‘kekurangan cahaya’. One of greatest quote i’ve ever read.
Dan gue cetusin juga dari sekarang, ‘beda itu nggak ada, yang ada cuman enggak sama’.
Beda itu nyebelin, beda itu bikin susah adaptasi, beda bikin kita jauh dari orang yang kita sayang, beda bikin yang rapat jadi renggang, beda bikin yang tajem jadi nge-blur, beda bikin yang gendut jadi kurus, beda yang bikin bisa jadi enggak bisa. See? Beda itu nyebelin, dan beda juga yang bikin kata sama ada, bener-bener berasa.

Tuhan bikin kita semua bermacem-macem jenisnya. Bukan yang ‘berbeda-beda’ jenisnya. Tujuannya? Biar kita bisa saling kenal, biar kita bisa saling ngehargain satu sama lain. Biar cowok mau sama cewek. Biar jenis Euphorbia nggak cuma satu. Biar pelangi gak cuma sewarna. Biar yang monokromatik jadi polikromatik. Biar kita bisa bikin yang personal jadi universal. Biar hidup gak monotone.

Dan akhirnya gue makan omongan gue tadi. Semua masalah penyebabnya selalu kita sendiri, itulah kenapa selalu ada jalan untuk masalah. Tuhan tahu kita bisa nyelesaiinnya karena kita juga yang buat.
Kesimpulannya, kalo elo ngerasa beda, bangga aja. Itu yang bikin elo lebih enak, bahkan lebih menarik buat dilihat orang.

3.8.11

A Lonely Prince

And it was August two, it should be the most beautiful day for me. Yes, there was a happier part. There was the worst, so.

*

Tuesday night, 10:47 pm.
I’ve never heard your voice so clearly for 10 years. And this’ the first time i could do it again. You shout out there, i shut right here. I smile. That’s really a voice i missed. Then something messed up, the conversation. The conversation. Between him and his Mama.
One word. Hard word.
Two.
Three.
Then four, five, six, seven, uncountable hard words.


11:00 pm.
You haven’t stop.

And now’s 11:22.
Would you stop? Your voices said “No”


Silenced on my own mind. Try to conclude what was really happen. My heart hurted by somehow who i’ve ever can’t live without. And he did the same. Yo, it’s more than 13 years ago.
Seems like : i wanna run and hug you soon.
A lonely big handsome boy. Where’s your girlfriend? Has she ever known you cried?
I sang, behind the window of a house on a crossroad.

...
Momma, you’re always somewhere
Daddy, ya live out the town
So, tell me how could i ever be? No more somehow
You tell me this is for the best
So tell me why am i in tears?
So far away and now i just need you here
So we fly to the earth,
And we’re cryin’, cryin’ cryin’, cry
And we live, and we learn
And we’re tryin’, tryin’, tryin’, try

So it’s up to you
And it’s up to me
While we meet in the middle on the way back down to earth..

When there’s no road to getting your heart,
Let’s start over again ...

Cause why?
I never thought that it’d be easy

*** 


Wish you get well soon. Really hard soon.

2.8.11

Her Turn

Can we go back? No. You'll never. So, let's be really fine with your life now, although you're took a pretend on it. This is your turn!

*

Well, happy Ramadhan, moslems. And hi everyone. I'm back.

Something disgusting-stuff crossed my mind for a while. I'm fifteen. Woo, really? Yes, sure. :) Who knows that i'm gonna be fifteen?
Yo, gave thanks to Allah. For everything you've had so far. Families, friends, foes, clothes, pants, books, pens, words, life, breathes, mouths, foods, drinks, your brain, your minds, your f**king imagination that have killed a thousand victims.
There were soo many things i wished. For my own self, for my Mom and Dad, for my Brother out there, for my pretty-odd friends, for you who hates me a much of lot, for the fellow of geeks, i love you all. Thanks thanks thanks a lot for your all prayers. I appreciate it forevermore. And of course, hope that it'd really works. Haha :D

Now let me to play my turn on God's game. I shall, want it or not. You go, then die. You step back, then die too. Just do it, dude, and i'm gonna open little by little, what's surprising in fronta me. With my Bathroom Agreement yesterday, and The Second-August Deathnote, In the name of God's love. No other. Wish me luck, guys. I'm gonna be the first one, we will.


Thanks for the gift, Farah. I do love it :)




Eh, am I fifteen? :o
Let me say from the eyes of a geek:
"I'm OLDER. More age, less age."



I'm gonna be nothing soon. So why don't yo let me be your everything along my lifetime?