26.8.12

Dawn's Humm


Kembali aku terkapar di ranjangku, dalam dinginnya subuh yang bisu.
Semuanya telah berlalu, begitu jauh dan membiru
Asaku,
Yang kau bunuh tanpa sengaja
Dukaku,
Yang kau tuai dengan senyum manja
Pasrahku,
Yang kau jabarkan dengan bersamanya
Namun kukira aku takkan menyesal,
Cerita biru itu terasa begitu kental,
Mengompori dalamnya otak-otak dangkal,
Aku takkan meluangkan lagi,
Sedetik waktu yang kupunya untuk menyesali,
Sungguh tiada arti,
Sebab kau pergi tanpa permisi,
Dan kerlingan dua bola mata itu semakin mencekik,
Aku bukan satu-satunya,
Korban penyiksaan tanpa-sengaja
Kuyakin ada seribu lainnya
Bahkan tangisi hal yang sama


27 Maret 2011. 2:33 am.
Aku suka banget puisiku yang ini. Always makes me amazed, i could write them when i was 8th grader. When...in fact, everything was much complicated than now. I was wide awake for everything misteriously annoying.

2 comments: