27.1.15

Been Through Dulls and Lulls




Malam ini aku muter Payphone sampe budek.
Sampe hafal chordnya, rapnya, di bagian mana Levine ngambil nafas, di menit keberapa Wiz Khalifa ngomong "Now it's me who they want, so you can go and take that li'l piece of shit whit you.", dan semuanya.






Aku sudah lama menghafal lagu ini diluar kepala,
namun rasanya baru kali ini benar-benar merasakannya.

21.1.15

Well, I'm just a slave unto the night




"You're never too old to set another goal or to dream another dream."
C. S. Lewis



That's what the author of my one favorite fiction book told me. Lately i've been feeling so empty, like a living corpse. No dreams, no anxiety, no heat, nothing. Aku membenci semuanya karena semuanya membosankan, dan tidak ada yang perlu diperjuangkan.

Namun sekarang aku menemukannya.
Dan aku tidak bisa melepaskannya.
Dia,
Tergantung lima senti di depan keningku.


Dialah alasanku bangun pagi-pagi setiap hari. Hanya untuk duduk diam, berdua bersama Tuhan menceritakan segalanya. Menuliskan surat-surat, merangkainya menjadi pesawat-pesawat kertas, untuk kemudian kulayangkan semua itu kepada-Nya. Aku pun mulai lagi bisa memaknai arti dari berharap.

Dia juga yang membuatku sudi melangkahkan kaki bolak-balik keluar-masuk perpustakaan sekolah yang katanya terbaik namun sepi dan berdebu, hanya untuk mencari sesuatu yang ingin aku tahu. Meringkuk dibalik selimut hingga pergantian hari, dengan pena dan kertas di tangan.

Well, I'm just a slave unto the night.

Aku tahu, I'm not good enough. And this feeling comes haunting me all the time. Aku cukup tahu diri aku ini siapa dan seperti apa. But i can't be longer live my life like this, I think i got to prove something. I got to prove that everbody's been wrong these whole time. They were wrong about me, and they gotta swallow all those fcking judgements towards me. I want to see them slip on the guts they once vomit in front of me.

As simple as that.


But i know it's a long way from here. Semuanya harus kumulai lagi dari nol. Aku mundur sejenak dan kembali menjadi bukan apa-apa dulu. Menjadi terbodoh dari yang terbodoh. Meracik amunisi, dan menyiapkan segala perlengkapan untuk segala medan yang menanti didepan mata. Because a time bomb, that's what I should be.Karena jika hanya bekerja, yang lainnya juga bekerja. Jika hanya berdoa, yang lainnya juga berdoa. Maka hal yang pantas dilakukan adalah work hardest dan pray often.


Gosh.
I really can't wait for the time when I'm finally there, not for the sake of anything but rather to prove myself that I can do something remarkable in my life. And finally got one good matter to teach my posterities about how a girl should be livng with no any dependency on anyone. Bukan untuk bluntly hidup sendirian dan hidup dalam arogansi dan introversi total, namun untuk memberitahu mereka bahwa ada orang-orang yang butuh dieliminasi dari keseharian kita semata-mata for our own good. Karena ada waktunya kamu harus berpikir either we play with my rule or you quit the game.

Right now, being there is all that matters. Everything path that I take should correlate dots, creating traits on the map leading me there.


Aku tidak bilang harus.
Aku hanya bisa berkata,
Semoga :)



9.1.15

Kemana Saja Kamu




Jangan, jangan pernah menengok ke belakang.
Jangan berikan aku tatapan itu lagi.
Sebab semua telah kuakhiri disana, dan kau bahkan telah melihatku menarik batas itu. Sudah, biarkan saja semua lini masa yang telah kita lalui itu menguap bersama sisa-sisa rasa yang dulu pernah kuagungkan--yang tak pernah kau hiraukan.

Aku tidak ingin peduli lagi.
Entah apa kau menuliskan semua kata-kataku dalam buku harianmu,
Entah apa kau menghitung tiap detik lama penantianku,
Entah apa kau diam-diam menangkap isyaratku,
Entah apa kau mengerti syair lagu-lagu yang disampaikan angin untukmu,
Entah apa kau sempat menyadari keberadaanku,
Aku tidak ingin peduli lagi.


Aku sudah terlanjur,
terlanjur berpikir kau seorang buta aksara,
terlanjur menganggap masa laluku terbuang sia-sia,
terlanjur mengira kau seorang buta rasa,
terlanjur merasa tiap bait lagu-lagu itu bukan milik kita,
dan saat itu terlanjur tahu diri aku ini siapa
Aku sudah terlanjur.


Maka jangan pernah
kau ungkapkan yang kau rasa
dan berkata
seakan kamu adalah diriku


saat itu
untukku,  kamu adalah kamu
tapi
untukmu, kamu adalah bukan aku



Maka jangan pernah lagi
mengingat
aku,

aku telah berhenti berpikir
bahwa
kamu bisa merasa.