21.12.12

Spell


So How Do You Spell This Thing?

My Area-51 got so unreasonably rainy these days. And you know that I love to get wet of it rather than using any umbrellas to save my head. People said I’m mad but I enjoy this madness no matter what. So how do you spell this thing?
He looked for a place where I couldn’t get wet of the rain.
And you taught me how to dance in the rain.
This is also confusing. Aku harus memilih sesuatu yang gak bisa aku pilih. Kenapa gak bisa? Karena sesuatu itu bukan seharusnya dipilih dan tidak seharusnya menjadi pilihan. Dan dengan segala kebodohanku, aku memilih untuk maju, berenang melawan arus sendirian tanpa ‘senjata’ yang memadai, tanpa dukungan, tanpa massa. Begitu jauh aku melawan, begitu terjebak pulalah aku. Benar saja, aku tak bisa kembali, atau belum bisa kembali, juga tak ingin kembali.
aku seperti buta.
Aku sungguh nggak ngerti siapa kamu. Anehnya, kamu adalah satu-satunya yang aku cari. Di pikiranku, di duniaku. Setiap waktu.
Apalagi kamu. Sudah jelas kamu juga nggak ngerti siapa aku. Tapi kamu, dan semua harapan yang kau berikan.. hanya terlalu nyata untukku.

Kurasa.. kita memang nggak ditakdirkan untuk saling mengenal, dan juga bukan takdir kita untuk saling memiliki. Kita ditakdirkan untuk saling merasakan, satu sama lain tanpa pernyataan, tanpa kata-kata. Hanya peristiwa-peristiwa kecil yang menggugah hati dan selalu membuatku tersenyum ketika mengingatnya. Hanyalah sinar wajahmu yang seakan berbinar oleh cahaya mentari pagi yang menerobos masuk melewati jendela-jendela, terekam begitu rapi dalam memoriku.
Kamu mencoba melukiskan cerita dalam kanvasku. Tinta-tinta hitam buah pikiran monotonku kau torehkan warna-warna. Begitu perlahan hingga tak kusadari kisah kelam telah kulewati.
Kamu mengajariku memahami, dengan cara yang tidak biasa. Sorot matamu bagai busur panah menghujam jantungku. Seperti air mukamu yang membuatku terhanyut semakin jauh setiap detiknya.
Kamu juga adalah juru hipnotis buatku. Aku bisa melupakan pilihan-pilihan menyesatkan itu bila sudah bercerita apapun denganmu.
Suara khasmu saat memanggil  namaku, bagaimana mungkin aku akan lupa?
Ketika kamu mencuri kesempatan untuk berdiri disampingku di kedinginan malam itu. Ketika lagu-lagu indah yang kamu nyanyikan menjadi tak indah lagi karena paraunya suaramu. Ketika aku kau buat menangis oleh leluconmu yang sama sekali tidak lucu itu. Ketika aku merindukanmu setiap malam. Ketika jantungku berdegup lebih kencang ketika namamu disebut. Ketika berbicara denganmu terasa begitu menyenangkan, so timeless.. How will you spell this feeling?
This won’t even right for us to call it love.
Because the more we love, the more we get hurt.
I just don’t wanna hurt you more than this.
We’re never ever be together,so let’s not hope on ‘forever’…
Because I won’t blame the time, neither the situation. You came when i needed you from my life trouble with him.

So How should we spell this feeling if it's none of love?

No comments:

Post a Comment