Merataplah. Tentang betapa menyedihkannya manusia ketika dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sama-sama memabukkan. Haha, aku mengerti bagaimana rasanya terjebak diantara dua kata. Beberapa kali pernah aku kesana. Karena aku peduli terhadapmu, maka saranku mulailah berlari. Sebab tak bisa kau miliki keduanya. Kau tak bisa bolak-balik pulang pergi dari neraka ke surga. Atau dari surga ke neraka. Anggap saja segitiga ini berakhir, diurai menjadi selurus garis saja. Agak sadis, agak melankolis. Namun memang ini adanya,
Jangan bilang aku tidak pernah memperingatkanmu. Sekali lagi, berlarilah. Berlarilah sekuat tenagamu. Sebelum kau hancur dan menganggap aku sebagai penghancur, karena pada dasarnya aku memang berpotensi jadi penghancur. Sebelum 'Kau' dalam sajak-sajak sedihmu tertuju padaku. Sebelum aku datang dan mengharuskanmu untuk memilih. Bukan dua, tapi satu. Dan harus aku.
Jadi, sampai dimana kita?