4.4.15

Surat surat dari malaikat

Sampaikah padamu surat surat itu? Gurat gurat lirih yang kulukis-kubayang di muka jemari. Lalu kulayangkan ke udara dini hari. Kala itu aku hanya mampu menuliskanmu rima sederhana. Sederhana yang sulit kuucap dengan bersuara. Sebab suara membuai air di mata 'tuk jatuh, meski pelan pelan dan sepi sekali. Dan maka aku diam. Bersembunyi dalam bayang, hanya untuk menemui kamu. Hanya untuk berbisik lirih dalam jarak, untuk "Hai" yang menyatukan lagi puing puing rasa dan mempertajam siluetku meski sementara. Sampai kau mampu melihat, bayang hitam tempat malaikatmu bercermin, berbunga-bunga. Bersemi tak tahu musim apa. Merapal tak tahu lelah "Semoga kau bahagia".

No comments:

Post a Comment