27.4.15

Di batas doa

Tentang menarik batas, memisah dua dunia. Semoga kamu tidak pernah menyadari bahwa hal itu salah. Seluruhnya. Bahwa batas membuat kita selalu berdiri di tempat yang berbeda. Yang paling menyedihkan, kita telah selalu saling berkebalikan. Jika aku disini maka kau di sisi lainnya. Seperti depan-belakang, seperti gelap-terang. Mengerikan.

Tuhan, aku masih berharap Engkau mengingat doaku waktu itu. Tentang mimpi-mimpi yang sempat tertunda, tentang janji yang belum terlaksana.

Izinkan kurapal sekali lagi, Tuhan. Tentang betapa aku akan selalu mengagumi hidupnya yang bukan untukku. Betapa ia akan selalu jadi seseorang itu, yang membangunkanku ketika hujan semakin menderas. Yang terbangun sendirian di pagi buta, asyik menceritakan mimpi-mimpiku padaMu dan merengek agar Kau mengabulkannya sedang untuk mimpinya sendiri ia lupa cerita saking asyiknya.

Kuharap,
Setiap nafasnya, degup jantungnya, langkah gugupnya, selalu diiringi cahaya. Ia tahu, ia selalu tahu aku sanggup merasa..meski enggan bicara.

Kuharap, kamu tidak mendengarnya.
Aku malu
pada diriku.

-R

No comments:

Post a Comment