Tiga tahun sudah kita lewati malam seperti ini. Saat itu, saat kemarin dan saat ini tidak berubah. Segalanya masih sama. Kamu dan aku di ruang semu, dengan percakapan-percakapan singkat yang enggan untuk kita akhiri. Yang berbeda hanyalah, kita yang tiap harinya menjadi semakin dewasa. Kadang semakin mudah tersinggung. Namun satu hal yang kusyukuri, aku sudah mengenalmu sejauh ini. Haha. Kamu yang dulunya sangat jauh dari genggaman dan pandangan. Lihatlah betapa Waktu sudah membesarkan kita dengan cara yang tidak biasa. Bukan melalui suka, namun lebih melalui lara. Lara yang membuat kita selalu berhubungan kembali, untuk sekedar menanyakan 'Gimana?' atau 'Kenapa?'. Aku juga nggak tahu. Padahal kamu kayak gitu, aku masih kayak gini. Semuanya stagnan pada tempatnya. Nggak pernah pindah kemana mana. Tapi anehnya, aku menyukainya. Kita berdua menyukainya, bukan?
Haha. Aneh sekali.
Hmm. Tahu nggak? Aku hanya akan berharap satu tahun lagi (dan semoga satu tahun-satu tahun yang lainnya), seperti doamu, semoga kita masih akan bertemu lagi. Di ruang yang sama. Membagi cerita. Tawa. Dan semuanya.
Bukankah aku sudah mempertaruhkan segalanya? Tidakkah itu cukup untukmu melihatnya?
Sebab yang kuinginkan sederhana, hanya sepucuk pesan "Mohon maaf lahir batin ya" darimu. Dan lagi, percakapan-percakapan singkat. Dan malam yang terasa amat panjang. Yang selalu enggan kita akhiri.
Semoga keinginanku tidak terlalu tinggi.
Selamat tiga tahun malam lebaran bersama :)
No comments:
Post a Comment